Selasa, 17 Desember 2013

siklus menstruasi


Siklus Menstruasi
Stimulus berasal dari hipotalamus dengan pelepasan gonadotrophic releasing hormone (GnRH) ke dalam pembuluh darah portal hipofisis. GnRH yang di lepaskan secara berdenyut mencapai kelenjar hipofisis. Di sini GnRH merangsang pertumbuhan dan maturasi gonadotrof yang mensekresi FSH dan LH. FSH bekerja pada 10 – 20 folikel primer dengan berkaitan sel granulosa teka yang mengelilinginya. Efek meningginya jumlah FSH ialah sekresi cairan ke dalam rongga folikel. Salah satu di antaranya tumbuh lebih cepat dari pada yang lain. Pada saat yang sama  sel granulosa teka yang mengelilingi folikel terpilih mensekresi lebih banyak estradiol, yang memasuki sirkulasi darah.
Efek endokrinologik peningkatan kadar estradiol ini adalah menimbulkan umpan balik negatif hipofisisnanterior dan hipotalamus. Akibatny sekresi FSH menurun sedangkan sekresi estradiol meningkat mencapai puncak. Kira – kira 24 jam kemudian terjadi lonjakan besar sekresi LH dan lonjakan sekresi FSH yang lebih kecil. Umpan balik positif ini menyebabkan pelepasan satu ovum dari folikel yang paling besar. Maka  terjadilah ovulasi.
Folikel yang kolaps akibat pelepasan ovum berubah sifatnya. Sel granulosa teka berproliferasi dan menjadi berwarna kuning (luteinized) dan di sebut sel lutein – teka. Folikel korpus luteum menghasilkan progesteron mencapai puncak datar (plateu) kira – kira empat hari setelah ovulasi, kemudian meningkatkan secara progresif apabila ovum yang dibuahi mengadakan implantasi ke dalam endometrium. Sel – sel trofoblastik embrio yang telah tertanam segera menghasilkan human chorionic gonadotropin (HCG) yang memelihara korpus luteum sehingga sekresi estradiol dan progesteron terus berlanjut. Sebaliknya jika tidak terjadi kehamilan, sel lutein teka berdegenerasi sehingga menghasilkan estradiol dan progesteron lebih sedikit. Ini mengurangi umpan balik negatif pada gonadotropin yang disertai dengan meningkatnya sekresi FSH. Penurunan kadar estradiol dan progesteron dalam sirkulasi darah menyebabkan perubahan di dalam endometrium yang menyebabkan terjadinya menstruasi.

konsep kecemasan


Konsep Kecemasan
1. Konsep Kecemasan
Kecemasan (ansietas / axienty) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang di tandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan,tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability / RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh atau tidak mengalami keretakan kepribadian (Spilitting of Personality),prilaku dapat terganggu tetapi masih dalam atas - batas normal (Hawari, 2011, hal. 19).
Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan serta dalam menemukan identitas diri dan arti kehidupan. Kecemasan memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati - hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Kecemasan seringkali disertai dengan gejala fisik seperti sakit kepala, jantung berdebar cepat, dada terasa sesak, sakit perut, atau tidak tenang dan tidak dapat duduk diam. Gejala - gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada masing - masing orang (widury, 2008, hal. 73 – 74).
2.      Gejala Klinis Kecemasan
Keluhan - keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain :
a.    Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
b.    Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c.    Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
d.   Gangguan pola tidur, mimpi - mimpi yang menegangkan.
e.    Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
f.     Keluhan - keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar - debar, sesak nafas, gangguan pencernaan dan sakit kepala (Hawari, 2011, hal.66 - 67).
3.      Tipe Kepribadian Pencemas
a.    Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang.
b.    Memandang masa depan dengan rasa was - was atau khawatir.
c.    Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum.
d.   Sering merasa tidak bersalah atau menyalahkan orang lain.
e.    Tidak mudah mengalah.
f.     Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah.
g.    Seringkali mengeluh ini dan itu atau keluhan somatik, khawatir berlebihan  terhadap penyakit.
h.    Mudah tersinggung, suka membesarkan - besarkan masalah yang kecil.
i.      Dalam mengambil keputusan sering di liputi rasa bimbang dan ragu.
j.      Kalau sedang emosi sering bertindak dengan histeris (Hawari, 2011,  hal.65 - 66).
4.      Tingkat Kecemasan
a.    Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari - hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivikasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, kesadaran tinggi, mampu belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.
b.    Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernafasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis.
c.    Kecemasan berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang dengan kecemasan berat dan cenderung untuk memusatkan pada suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, dan tidak mau belajar secara efektif.
d.   Kecemasan panik
Kecemasan panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal terinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup diorganisasikan  kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran rasional. Tingkat ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama  dapat terjadi kematian dan kelelahan. (Stuart, 2007).
5.      Alat Ukur Kecemasan
Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan,sedang,berat atau berat sekali orang menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale For Anxiety. Masing – masing kelompok gejala diberi penilaian angka (score) antar lain    0 – 4 yang artinya adalah :
Nilai 0 = tidak ada gejala
Nilai 1 = gejala ringankonsep kecemasan
Nilai 2 = gejala sedang
Nilai 3 = gejala berat
Nilai 4 = gejala berat sekali
Masing - masing nilai angka score dari 14 kelompok gejala tersebut di jumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu Total nilai score :
kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
42 – 56 = kecemasan berat sekali (Hawari,2011,hal. 79).