Rabu, 05 Februari 2014

Menyandang gelar bidan

          Berawal di bulan agustus dan berakhir di bulan agustus,3 tahun sudah berlalu, 3 tahun perjuangannya saya, akhirnya saya menyelesaikan studi di sebuah pendidikan swasta akademi kebidanan, pada saat itu saya sudah menyandang gelar Am.keb. Dalam benak saya "apa aku bisa sebagai bidan dengan ilmu yang dangkal bahkan pengalaman untuk menolong persalinan saja pun masih bisa di ragukan". karena jujur saja selama saya di pendidikan, menolong persalinan itu masih bisa di hitung, kebanyakan saya hanya melihat aliyas partus pandang. Jika di tanyak "kamu sanggup menolong persalinan tanpa bantuan orang lain? Saya diam cukup hati kecil saja yang menjawabnya.
         Setelah acara wisuda, saya pulang ke kampung halaman, tepatnya daerah sei lebah kec. Sei kepayang kab. Asahan dan depan rumah saya itu ada puskesmas pembantu. Jadi saya sempat berfikir "ada puskesmas kok, mustahil aja ada pasien yang datang berobat kerumah saya" lagian berobat di puskesmas itu lebih murahkan,,,!!!.
        Dengan bangga saya pulang bersama keluarga, setelah semua selesai acara wisuda. Dan ini masih seperti mimpi dan gak percaya. Aura anak asrama nya itu masih lengket. Heheh
       Dua hari saya tinggal di rumah, mungkin sebagian masyarakat di kampung itu tau kalau saya ini sudah wisuda dan sudah menjadi bidan. Dan setau mereka saya ini sudah mampu dalam melakukan semua tindakan. tiba - tiba ada pasien datang ke rumah dengan kondisi cedera dibagian kaki akibat kecelakaan. Saya bingung, apa yang harus saya lakukan, sedangkan saya baru wisuda kemaren, persiapan alat dan obatnya saja saya tidak punya.Sampai saya berfikir "di depan ada puskesmas kenapa harus ke sini". Hehehe melindungi diri. Akhirnya saya menyarankan ke pasien tadi untuk memilih berobat ke puskesmas.
        Saya sedih, kenapa untuk hal sepele saja saya tidak bisa menolong. Bagaimana dengan ibu bersalin. Mungkin pucat di tempat. Hehe
Sampai orang tua saya mengatakan " kamu itu sudah bidan, bersikaplah sebagai bidan, buang sikap anak - anak itu, nyawa orang ada di tangan mu, wajar kalau kamu tidak bisa membantu karena  baru wisuda dan belum punya pengalaman, janganlah berkecil hati jadikan ini pengalaman". Hanya itu yang di sampaikan boss cewek saya. Sejak kejadian itu saya mulai membuat perlengkapan obat - obatan di rumah, untuk jaga - jaga untuk persediaan, jika ada pasien yang memerlukan penanganan.
      Nah, buat adik - adik yang baru tamat pendidikan bidan. Janganlah berkecil hati, takut atau merasa tidak mampu. Tanamkan dalam diri kita pasti bisa. Tunjukkan penampilan yang baik dan bersikaplah seperti bidan yang handal. Dan memulai dari hal - hal yang kecil.

My story
Nazmul hayati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar